Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan memegang peranan penting bahkan terbilang vital. Selain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan menjadi tonggak bagi pembangunan peradaban suatu bangsa.
Hadirnya teknologi IT diharapkan dapat memberikan manfaat dan nilai tambah positif bagi dunia pendidikan. Tak bisa dipungkiri bahwa teknologi merupakan bentuk kemajuan peradaban manusia saat ini. Sehingga kolaborasi antara pendidikan dengan teknologi merupakan sebuah keniscayaan.
Kita tentu pernah mendengan nasihat yang mashur, “Didiklah anakmu sesuai zamannya karena mereka tidak hidup di zamanmu.” Maksudnya adalah mendidik generasi saat ini sesuai dengan kebutuhan saat ini dan mendatang karena jaman akan terus berubah, khususnya bidang teknologi. Inilah alasan mengapa saat ini guru harus berkompeten dalam mengakses, mengolah dan menyajikan secara kreatif konten-konten pembelajarannya melalui sarana teknologi.
Besarnya pengaruh TI (Teknologi Informasi) lambat laun pasti akan menimbulkan pergeseran dalam dunia pendidikan. Menurut Rosenberg (2001), ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:
Masih menurut Rosenberg (2010), komunikasi yang terjalin antara guru dan siswa tidak hanya dalam bentuk tatap muka. Akan tetapi, dapat berupa komunikasi dengan sarana telepon, email, internet, dan sebagainya. Oleh karena itu, keberadaan teknologi harus dimaknai sebagai sarana yang memudahkan dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi, sehingga manusia dapat memecahkan permsalahan tanpa ada batasan ruang dan waktu.
Kemudian menurut Pannen (2005), dalam dunia pendidikan telah terjadi pergeseran paradigma pembelajaran. Dari yang awalnya ketergantungan kepada guru menjadi pembelajaran yang terpusat kepada siswa (student learning center). Dalam hal ini, guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber informasi, melainkan sebagai fasilitator dan konsultan bagi siswa-siswinya. Dengan pergeseran peran guru ini, guru harus mengenal berbagai media dan cara penggunaannya. Inilah yang menjadikan seorang guru unggul. Dengan keunggulan ini disertai adanya generasi muda yang dididiknya, bukankah ini merupakan sebuah potensi luar biasa untuk mencetak generasi emas dan meningkatkan kemajuan bangsa di masa mendatang?
Dengan demikian peran TI dalam hal ini menjadi jelas, hadirnya E-Learning dapat menjadi aspisari atas perubahan ini. Menurut Kirkpatrick (2001), e-learning dapat mendorong demokratisasi pengajaran dan proses pembelajaran dengan memberikan kendali pembelajaran yang lebih besar kepada siswa. Hal ini sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional seperti termaktub dalam pasal 4 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa pendidikan diselenggaraan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai cultural, dan kemajemukan bangsa.
Secara umum, peran penting dan manfaat E Learning dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu sebagai komplemen dan substitusi. E-Learning sebagai komplemen maksudnya adalah pelengkap dari sistem pembelajaran tatap muka. Jika diandaikan pembelajaran tatap muka masih terus berlangsung, maka kehadiran E-Learning dapat menjadi tambahan sarana yang dapat memudahkan guru dalam banyak hal. Sedangkan peran sebagai substitusi maksudnya adalah sebagian besar proses belajar menggunakan sarana TI.
Dari segi regulasi, pemerintah telah mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 107/U/2001 yang dengan jelas membuka pintu untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh dimana e-learning dapat masuk memainkan perannya.
Adapun manfaat E-Learning yang bisa didapatkan dalam aktivitas belajar menurut banyak praktisi adalah:
- Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar secara mandiri,
- Portofolio Digital yang efektif dan efisien,
- Menambah wawasan dan cakrawala berfikir baik guru dan siswa,
- Menumbuhkan jiwa kebersamaan,
- Menjadi alat ukur konsep pembelajaran yang kita lakukan dengan sekolah dari Negara lain.
Dengan pemaparan di atas, maka tidak alasan lagi bagi guru dan tenaga pendidik untuk meningkatkan kompetensi, perencanaan, pengoperasian, perawatan dan pengawasan penggunaan E-Learning dalam pembelajaran. Sarana untuk meningkatkan kemampuan pengoptimalan dalan penggunaan TI tersebut tentu dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan TI, serta mulai mengimplementasikan E-learning meskipun dilakukan secara bertahap. Tak perlu menunggu waktu luang, tak usah takut untuk tidak bisa, karena semua akan membuat kita mundur ke belakang. Satu hal yang penting untuk diingat adalah bahwa generasi kita ada di belakang kita, kalau kita memilih standar (stagnan) atau bahkan mundur maka generasi emas tidak lahir dari tangan kita. Lantas bagaimana tujuan pendidikan yang hendak mencerdaskan kehidupan bangsa bisa tercapai?